LOMBOK, (PR).- Jumlah warga meninggal
dunia dalam gempa Lombok, hingga Senin 6 Agustus 2018 dini hari Wita, ialah
sebanyak 82 orang. Korban terbanyak terdapat di Kabupaten Lombok Utara mencapai
65 orang. Sementara sembilan di Lombok Barat, empat di Kota Mataram, dan
masing-masing dua orang di Kabupaten Lombok Tengah dan Timur.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang
Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB, Agung Pramuja, melalui keterangan tertulis
yang diterima Antara.
Gempa bumi berkekuatan 7,0 Skala Richter
melanda Nusa Tenggara Barat, Minggu 5 Agustus 2018 pukul 19.46 Wita.
“Untuk sementara itu laporan yang kami
terima dari kabupaten/kota hingga pukul 04.00 WITA," katanya.
Selain Lombok dan Sumbawa di NTB, gempa
bumi juga dilaporkan mengguncang Kupang Nusa Tenggara Timur, dan Bali. Pusat
gempa terletak pada 8.3 lintang selatan, 116.48 bujur timur Kabupaten Lombok
Utara dengan kedalaman 15 kilometer.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) sempat menyatakan peringatan dini tsunami, yang
telah berakhir pada Minggu pukul 21.25 Wita.
Melahirkan bayi di tengah gempa
Laporan dari RSUP NTB, pada saat gempa
Lombok dan Sumbawa terjadi, terlahir dua bayi secara normal. Tepatnya pada
pukul 19.46 Wita.
"Alhamdulillah bayi saya lahir
dengan selamat dan sehat," kata Aryana, ibu dari salah satu bayi yang
ditemui di UGD RSUP NTB, Senin dini hari.
Satu orang bayi lainnya berada dalam
pangkuan ibunya. Aryana mengaku sempat akan dibawa dari tempat tinggalnya ke
Rumah Sakit Awet Muda di kecamatan Narmada, kabupaten Lombok Barat. Namun kondisi bangunan sudah hancur karena
gempa bumi.
"Akhirnya saya dirujuk ke RSUP NTB.
Saat tiba di rumah sakit situasi masih panik. Pasien banyak dirawat diparkiran.
Termasuk ibu yang sudah melahirkan disamping saya. Alhamdulilah kami berdua
melahirkan dengan selamat," ujar warga Desa Gerimak Indah, Lombok Barat
ini.
Sementara itu banyak korban selamat
gempa Lombok yang bertahan di bukit tanpa tenda pengungsian. Hal ini karena
banyaknya gempa susulan terjadi hingga Senin dini hari. Utamanya warga Lombok
Barat dan Senggigi. Tidak terkecuali pasien-pasien di rumah sakit yang roboh.
"Untuk kondisi sekarang ini yang
dibutuhkan adalah tenda. Pagi nanti akan kita upayakan bangun tenda-tenda, baik
yang ada di sini (Senggigi) dan tempat lainnya. Termasuk rumah sakit di
Gerung," kata Kapolres Lombok Barat, AKBP Heri Wahyudi.
Tenda peleton milik Polres Lombok Barat
secara keseluruhan telah disalurkan ke Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara.
“Tenda kita juga lagi dipakai di sana, maka kemungkinan tendanya akan dibuat
dari terpal," ujarnya.
Rencana itu disampaikan Kapolres setelah
mendapatkan informasi dari laporan anggota yang melakukan cek kondisi warga
setelah gempa bumi.***
http://www.pikiran-rakyat.com
Advertisement
